Pada tanggal 10 hingga 14 Juli lalu, Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual bersama dengan Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan menyelenggarakan pameran tugas akhir yang berjudul KALA.
Pada pameran itu, terdapat sesi bedah karya yang membahas mengenai karya dari salah satu peserta tugas akhir dari peminatan Desain Grafis, Helena Calista. Helena membuat proposal environmental graphic design untuk Perpustakaan Nasional dibawah bimbingan Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds., dan Ade Maradhona Shantio Wijaya, S.Sn..
Dalam sesi bedah karya tersebut, Helena mempresentasikan karyanya kepada reviewer karya yang diundang pada siang hari itu, Andi Rahmat, founder dan principal designer Nusaè. Dalam sesi review yang dilaksanakan pada siang hari itu, Andi Rahmat mengapresiasi Helena atas rancangannnya yang dinilai berani untuk eksplorasi dan mampu menyediakan proposal yang unik dan menarik untuk Perpustakaan Nasional.
Melalui kegiatan bedah karya dan sesi review yang diselenggarakan pada pameran KALA ini, DKV UPH berharap dapat memperkenalkan desain grafis dan proses perancangan dibalik sebuah karya desain kepada para peserta sesi siang hari itu.
Salah satu hasil perancangan mahasiswa peminatan Desain Grafis DKV UPH, Helena Calista, berhasil mencatatkan Hak Ciptanya pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada bulan Juni 2023.
Karya yang berjudul “Calistype” (Nomor Pencatatan: 000474011) ini merupakan hasil desain huruf yang terinspirasi dari karakteristik lengkung Aksara Kawi dan tiga bagian bangunan candi yang digunakan sebagai proporsi huruf. “Calistype” dirancang oleh Helena sebagai bagian dari Proyek Akhirnya.
“Calistype” pertama kali diumumkan pada tanggal 17 Mei 2023 pada forum dan pameran karya Proyek Akhir di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Indonesia.
PODG kelima menghadirkan Felicia Kristella, teman Shella Subagia, yang juga merupakan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual dari peminatan Desain Grafis angkatan 2016.
Untuk proyek akhirnya, Felicia membuat visualisasi dari puisi Kidung Agung (Song of Songs) dalam bentuk media instalasi. Proyek ini ia hasilkan dibawah bimbingan Donny Ibrahim, S.Sn., M.Ikom., dan Drs. Winoto Usman.
Simak PODG Felicia Kristella berikut:
Thank you Tella sudah menyempatkan waktu untuk berbagi pengalamannya. Sukses selalu ya Tel.
PODG (Podcast Desain Grafis) keempat kali ini menghadirkan Shella Subagia dari angkatan 2016 peminatan Desain Grafis Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan.
Shella adalah salah satu mahasiswi pertama yang menyelesaikan studinya ketika masa pandemi pada tahun 2020. Ditengah masa-masa tersebut, Shella tetap berhasil menghasilkan karya yang luar biasa, dan dalam PODG kali ini, Shella berbagi pengalamannya bersama Kartika Magdalena Suwanto.
Karya proyek akhir Shella adalah perancangan ulang untuk visua papan permainan “Orang Rimba”, yang dibimbing oleh Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds., dan Christo Wahyudi Rahardjo, S.Sn.
Thank you Shella untuk sharingnya. Sukses terus ya.
Pada PODG (Podcast Desain Grafis) ketiga kali ini, Kartika Magdalena Suwanto berbincang dengan Yehezkiel Penalosa terkait kesibukanShel dan pengalamannya kuliah di peminatan desain grafis Universitas Pelita Harapan. Sama seperti Tiffany dan Jesslyn, Yehezkiel juga merupakan mahasiswa angkatan 2017 yang telah menyelesaikan studinya tahun lalu.
Untuk proyek akhirnya, Yehezkiel membuat visualisasi dari novel Bonsai: Hikayat Satu Keluarga Cina Benteng dalam bentuk tipografi kinetik. Perancangan tersebut dilakukan dibawah bimbingan Ellis Melini, S.Sn., M.T. dan Christo Wahyudi Rahardjo, S.Sn.
Terima kasih untuk Yehezkiel atas waktunya berbagi bersama kami. Sukses selalu senantiasa kedepannya.
Dalam PODG (Podcast Desain Grafis) kedua ini, Kartika Magdalena Suwanto kedatangan Jesslyn Kotandi. Jesslyn Kotandi juga merupakan mahasiswa peminatan Desain Grafis UPH angkatan 2017 yang telah menyelesaikan studi dan proyek akhirnya pada tahun 2021 silam.
Jesslyn Kotandi membuat adaptasi perancangan permainan mobile dari sebuah permainan kartu yang sudah ada, Acaraki: The Java Herbalist. Proyek akhir ini dibimbing oleh Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. dan Christo Wahyudi Rahardjo, S.Sn.
Sukses terus untuk Jesslyn. Thank you for sharing.
📌PING! Penting nih…🤭 . 💫Kanekin Creative Agency, Each Other Company dan Makna bakalan satu zoom sama kita, lho! . 👀 Lho, emang ngapain? 💁🏻♀️ Kita bakalan dengerin lebih banyak insights dan ilmu-ilmu baru dari para ahlinya! Gak cuman itu, kita juga ada sesi CALL FOR WORKS yang bakal mengulas karya portfolio Desain Grafis dari para mahasiswa dan publik!
Artinya, bagi kamu yang belum sempat mengikuti sesi Re+View sebelumnya dapat mengikuti sesi 08 Re+View 😉 . SAVE THE DATE! 🗓 Jumat, 25 Maret 2022 ⏰ 19:00-21:00 WIB 📍ZOOM Meetings . Register on: 🔗 https://bit.ly/Regisreview08
Udah pernah stalk @maknacreative belum?.. . Tapi sebelum itu, mau tanya juga nih, gimana sesi 06 minggu lalu Pak Januar? 🤭banyak banget yah insights yang kita terima dari ilmu cetak Risograf. Eitss.. tapi gak cuman sampai situ dong sesi Re+View kita. Ada lagi nih! Penasaran kan? 👀OKE, LET’S GO!👀 . 📌Re+view Sesi 07 with MAKNA CREATIVE! Hayo.. pasti mau ketemu Kak Ernanda dan Kak Jordy gak sii? 😏 Nah, jangan cuman mau ketemuan dong tapi belajar bareng sama mereka yuk! . 🤩MAKNA CREATIVE WILL BRING YOU TO ANOTHER CREATIVE STEP OF DESIGNING🤩 . 👉Gausah pikir lama-lama, LANGSUNG AJA IKUT, YUK! 👏 📆 Jumat, 11 Maret 2022 ⏰ 19:00 – 21:00 WIB 📍 ZOOM Meetings
IMATYPE digagas karena terlepas dari banyaknya jurnal-jurnal ilmiah yang membahas mengenai keilmuan desain komunikasi visual, tidak banyak yang memfokuskan diri dalam membahas mengenai desain grafis. Desain Grafis sebagai sebuah keilmuan dan tradisi praktis, memiliki latar belakang dan juga keberagaman dan keunikan yang masih bisa dibahas sampai saat ini. Oleh karena itu, IMATYPE ingin hadir sebagai wadah yang membahas hal tersebut.
IMATYPE pertama telah terbit. Dengan ISSN: 2828-4541 dan E-ISSN: 2828-3953, IMATYPE siap menjadi jurnal ilmiah yang mempublikasikan pemikiran, penelitian, praktek pengajaran dan praktik profesional dari desain grafis.
Jurnal ini akan diterbitkan setiap bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya. IMATYPE menerima makalah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Kepada rekan-rekan yang berminat untuk membaca atau mempublikasikan makalahnya, silahkan mengunjungi IMATYPE.
Tulisan oleh Michelle Verocana, disunting oleh Priscilla Gunarso
Perkataan “Less is More” tidak jarang kita jumpai, bahkan dalam keseharian sekalipun. Tahukah kamu, ada satu jenis teknik mencetak yang menggunakan prinsip “Less is More” dalam proses bekerjanya? Pada Re+View Session 06, topik ini akan menjadi pokok pembahasan yang diangkat sambil mengulas karya-karya Mata Kuliah Studio Produksi 1 dan Produksi Cetak yang tentunya tidak kalah menarik. Sesi Re+View kali ini dihadirkan kembali oleh DG UPH pada tanggal 25 Februari 2022 dengan Pak Januar Rianto dari Each Other Company sebagai narasumber kami.
Januar Rianto adalah seorang desainer Indonesia yang menempatkan fokus utama karirnya pada bidang desain grafis, penataan atau pengarahan seni, serta penelitian kreatif di bidang seni, arsitektur, dan juga desain. Pada awal sesi, Pak Januar memperkenalkan kami semua mengenai teknik cetak Risograph atau Riso Printing.
Secara singkat, Pak Januar menjelaskan mengenai Risograph yang merupakan sebuah teknik cetak menggunakan mesin khusus dengan pilihan warna yang terbatas. Pemilihan warna yang akan dicetak akan mempengaruhi waktu percetakan serta kualitas akhir hasil printing. Meskipun teknik cetak ini memiliki keterbatasan tertentu, menurut Pak Januar, itulah yang menjadikan Risograph unik dan berbeda dari teknik mencetak lainnya.
Sebelum berlanjut ke sesi review, Pak Januar menyampaikan beberapa poin penting yang harus diingat jika kita ingin mencetak menggunakan Riso Printing, diantaranya: Less is More, perbedaan pixel dan vector, serta sifat konsisten. Ketiga poin tersebut terus diperingatkan kembali saat mengulas karya-karya terpilih mahasiswa peminatan desain grafis.
Beberapa karya yang diulas pada Re+View Session 06 yaitu:
Types of Love, oleh Melanie
2019-2021, oleh Nivelle
The Diary of Flint, oleh Vanessa
Dari ketiga karya tersebut, pemilihan serta penggunaan warna yang minim dan konsisten merupakan highlight dari pembahasan materi dan review karya terpilih. Tidak hanya itu, ternyata pentingnya pengetahuan akan color-blocking, penggunaan warna positif dan negatif, serta desain menggunakan 2-3 warna saja berpengaruh besar pada hasil cetak Risograph, lho! Penggunaan warna yang berlebih akan menghasilkan cetakan yang basah, maka dari itu, prinsip “Less is More” dipegang erat oleh percetakan Risograph. Memang memerlukan banyak trial and error serta pengetahuan teori yang mendalam untuk menguasai bidang ini, tapi ingatlah, tidak ada yang mustahil!
Sebelum menutup sesi acara bersama dengan Pak Januar, para peserta dipersilahkan untuk bertanya. Pastinya, pertanyaan yang diajukan oleh para peserta membuka wawasan dan juga interest bagi teknik cetak Risograph. Kalau gitu, seberapa tertariknya kamu untuk mencoba teknik Risograph?