Re+View Session 05

Acara Re+view Session 5 segera hadir🥳
.
Review karya sesi 5 kali ini akan dihadiri oleh Joshua Sudihman dari Kanekin Creative Agency lho!
.
Penasaran banget kan komentar apa saja yang akan diberikan oleh Kak Joshua pada karya-karya yang sudah kalian kumpulkan?
.
Yuk, daftar sekarang!
📆 11 Februari 2022
⏰ 19:00 – 21:00 WIB
📍 ZOOM Meetings
https://bit.ly/Reviewregis1
[FREE REGISTRATION]
.
🙋🏻‍♀️CP
LINE: azzarinejov.
WA: 0815 4254 0080
.
See you there!👀

Typolog 2021 Webinar 3: Type in Yasser Rizky

Ditulis oleh Helena Calista
Disunting oleh Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Kamis, 6 Mei 2021, acara Typolog telah mencapai webinar ke-3 yang merupakan webinar terakhir dari rangkaian acara yang ada. Pada sesi ini, kami mengundang Yasser Rizky sebagai narasumber yang ditemani oleh kedua moderator kami Alfianysah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds., dan Ferdinand Indrajaya, S.Sn., M.Hum.

Pada kesempatan hari ini, Yasser akan banyak menceritakan mengenai pengalamannya dalam dunia tipografi, serta cara berpikirnya yang terus berubah dan berkembang dari dulu sampai sekarang.

Webinar dimulai dengan pertanyaan pembuka yang diberikan Ferdinand mengenai sudut pandang kata ‘in’ dalam judul yang telah disusun Yasser (Type in Yasser Rizky). Jawaban Yasser terhadap pertanyaan reflektif tersebut, menurutnya, type sendiri telah melekat pada seorang Yasser Rizky sehingga ia percaya telah banyak berkembang di dalam type itu sendiri. Dengan demikian dengan dirinya yang mengorbit pada type, disitulah Yasser telah menemukan jangkarnya kembali dalam dunia.

“Kalo tipografi dibilang suatu pekerjaan yang happy-happy, yaa engga juga sih”

Saat berusia sangat muda, Yasser merasa bahwa dunianya sempit dan menyenangkan. Sayangnya, ketika ia mulai mengenal society yang lebih luas, dirinya merasa minder dan kecewa. Namun saat ia terjun dalam dunia desain grafis, Yasser merasa bahwa ia berada di tempat yang tepat. “Waktu kita fokus di satu hal, mengerjakannya setiap hari dan menghabiskan waktu di dunia itu (dunia desain), kita akan di desain oleh desain”.

Yasser mengakui dirinya tidak bisa berada diposisi yang sekarang tanpa figur-figur yang telah membantunya berkembang. Setiap tahun, sosok yang dianggapnya sebagai pahlawan desain terus bertambah untuk memberikannya inspirasi dan motivasi. Yasser terus mempelajari pola pikir mereka dan selalu melontarkan pertanyaan ‘kenapa’ untuk mempercepat pemahamannya terhadap desain. Menurutnya, ketika kita berpikir dan melakukan hal secara tersturktur, kita pasti dapat melakukan apapun.

Selanjutnya Yasser memberikan pendapatnya terhadap tipografi khususnya di era digital. Tanggapnya, desain yang sudah mulai ditemukan dimana-mana membuat maknanya semakin meredam. Ia menekankan bahwa desain, khususnya tipografi di Indonesia sendiri memiliki kepentingan fungsional, tetapi tidak dapat diolah dengan baik. Sudah seharusnya desain bukan lagi menjadi sekedar alat, melainkan menjadi sebuah media komunikasi.

Dalam webinar ini, kami juga berkesempatan untuk melihat karya-karya Yasser yang cukup beragam seperti, branding, signage, kalender eksperimental, kartu ucapan, instalasi dan masih banyak lagi. Semua karya visual dibuatnya dengan sangat baik dan tentunya melibatkan sentuhan tipografi. Menurutnya Tipografi bisa menjadi seni dan sebaliknya, tergantung konteks daripada karya-karya tersebut sehingga tipografi sendiri bukan hanya sebagai sebuah seni, tetapi juga menjadi suatu aksi yang dapat diekspresikan.

Sesi berikutnya adalah sesi tanya jawab di mana pada kesempatan ini, Yasser menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta acara. Ia kembali menceritakan karya yang menurutnya paling dibanggakan dan bagaimana caranya supaya desainer dapat memiliki keberanian untuk bereksperimen dengan sebuah type. Yasser menegaskan, ketika kita memperkaya dan menguasai kosa kata visual, hal tersebut akan sangat membantu kita untuk mengetahui batasan-batasan yang ada, sehingga kedepannya kita, sebagai desainer, menjadi lebih peka terhadap hal yang hendak dilampaui.

Pada akhirnya, sesi webinar ini ditutup dengan kesimpulan yang diberikan oleh Ferdinand bahwa merasa tidak puas dan kecewa adalah hal yang perlu dirasakan oleh masing-masing desainer karena kekecewaan itu akan menjadi wadah untuk kita kembali berpijak. Melambatkan diri juga menjadi hal yang diperlukan bagi kita semua, sesederhana karena kita semua membutuhkan waktu. Ketika kita bisa menahan diri sejenak, di situlah kita bisa memberi ruang untuk memperbaiki diri dan kembali berkarya.

“Engga perlu khawatir dengan tuntutan untuk membuat kelimuan baru dan lain sebagainya karena selama masih ada masalah, hal itu, khususnya tipografi, akan tetap hidup dan masih bisa berlanjut dan berkembang meskipun dalam era digital sekalipun”

Mahasiswa DG UPH Mendapatkan Best Presenter pada SNDS 2021

Pada hari Senin dan Selasa, 3-4 Mei 2021, Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan bekerja sama dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti, Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana, Program Studi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya, Program Studi Desain Produk, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana mengadakan Seminar Nasional Desain Sosial (SNDS) 2021 dengan tajuk Adaptabilitas Desain Sosial: Strategi & Inovasi di Masa Pandemik.

Dalam kesempatan itu, beberapa mahasiswa-mahasiswi dari Desain Grafis UPH berpartisipasi sebagai presenter pada sesi parallel session yang dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Mei 2021. Dari lebih dari 150 presenter yang hadir dalam SNDS 2021, Desain Grafis UPH mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dari 15 Best Presenter dalam SNDS 2021.

Dengan judul materi “Perancangan Buku Edukasi Anak Berbasis Moral“, Elsa Evita mewakili kelompoknya dalam mempresentasikan hasil pembelajarannya dalam mata kuliah Desain untuk Masyarakat yang berlangsung pada semester Genap 2020/2021.

Selamat kepada Elsa Evita Rahman, Destania Aurelia, Juan Justianto, Regina Susanto dan Vincent dalam mendapatkan penghargaan best presenter dalam SNDS 2021 tersebut. Kiranya penghargaan tersebut dapat menjadi apresiasi tersendiri bagi usaha yang kalian tempuh dalam perkuliahan di peminatan desain grafis.

Re+View Showcase

Ditulis oleh: Helena Calista
Disunting oleh: Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Re+View diakhiri dengan acara Showcase yang diselenggarakan pada hari Jumat, 30 April 2021. Re+View sendiri adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Desain Grafis UPH pada bulan Maret 2021, dan menghadirkan narasumber-narasumber dari NUSAE, Sciencewerk, Thinking*room, dan juga Desain Grafis Indonesia (DGI).

Pada acara ini, kami kembali mengundang seluruh narasumber yang telah meramaikan acara Re+View dari sesi pertama hingga sesi terakhir. Kedua narasumber kami, Andi Rahmat dari NUSAE dan Ismiaji Cahyono dari DGI, hadir untuk mengikuti acara penutupan Re+View. Dalam acara ini, peserta (mahasiswa dan dosen) diberi kesempatan untuk berbincang-bincang kembali dengan narasumber, mengingat waktu yang tersedia dalam sesi Re+View sebelumnya sangat terbatas. Sesi penutupan berjalan dengan sangat lancar dimana banyak diskusi-diskusi yang sangat menarik dan informatif. Meskipun acara ini bersifat lebih santai, banyak sekali pembelajaran dan insight yang bisa didapatkan baik untuk menambah ilmu maupun sebagai evaluasi diri. Acara ini ditutup dengan video highlight dari sesi Re+View pertama hingga akhir serta penyerahan apresiasi untuk para narasumber.

Sesi Re+View merupakan acara yang positif dimana kita bisa mendengar secara langsung perpektif orang lain yang sudah lama terjun dalam dunia industri. Acara ini juga menjadi sarana untuk mendapatkan ilmu dan memperbaiki diri sehingga kita bisa lebih percaya dengan karya-karya kita kelak. Semoga kedepannya Re+View bisa menjadi acara tahunan peminatan Desain Grafis UPH.

Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua narasumber dan moderator yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk menghadiri acara Re+View. Menjadi suatu kehormatan dan pengalaman berharga bagi seluruh mahasiswa DG UPH baik yang karyanya di-review maupun yang mendengar.


Lihat Re+View Showcase pada:

Penutupan Studio Utama 2

Ditulis oleh: Helena Calista
Disunting oleh: Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Untuk mengakhiri kelas pada semester 4, pada hari Selasa 27 Maret 2021, mata kuliah Studio Utama 2 mengadakan kelas penutup yang menghadirkan kembali Ka Calvin Sudihman dan Ka Andrew Lim dari UNITHREE.

Pertemuan terakhir dalam mata kuliah ini menjadi lebih menarik karena kami mendapatkan kesempatan untuk mendengar langsung hasil penilaian dan komentar-komentar yang diberikan oleh UNITHREE sebagai reviewer praktisi desain terhadap hasil UAS dari Studio Utama 2; proyek simulasi redesain logo dari Salim Group dan juga anak-anak perusahaannya yang meliputi Indomobil, Indofood, Indomaret, Indorent, Bogasari dan Point Coffee.

Dengan detail, Andrew memberikan insightnya dan menyampaikan saran untuk karya dari masing-masing kelompok. Menutunya, secara keseluruhan, setiap kelompok mampu membedakan induk company dan anak perusahan. Namun, konsep dan craftsmanship menjadi poin yang selalu kembali diangkat dalam setiap kelompok. Hal ini tentunya sangat penting dan menyadarkan masing-masing dari mahasiswa untuk tidak memandang suatu konsep hanya sebalah mata, sehingga melakukan riset merupakan hal yang kursial dalam perancangan identitas visual. “Jadi kalo risetnya kurang kuat, kita tidak bisa perpergang pada apa yang kita kerjakan”, kata Calvin.

Kelas penutup ini menjadi suatu kesempatan yang sangat baik untuk mahasiswa karena dengan hadirnya UNITHREE, ada sudut pandang yang lebih luas lagi terhadap dunia industri.

Re+view Session 04 with Ismiaji Cahyono (Desain Grafis Indonesia)

Ditulis oleh: Helena Calista
Disunting oleh: Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Re+view session 4 kembali hadir pada hari jumat 26 Maret 2021 yang diramaikan oleh Bapak Ismiaji Cahyono dari DGI. Re+view session kali ini menjadi sesi review terakhir yang telah dipersiapkan oleh DG UPH.

Setelah Re+view session 3 yang diadakan seminggu sebelumnya dengan Thinking*Room, Re+View sesi yang terakhir ini dimoderasi oleh Ibu Dr. Lala Palupi Santyaputri. “Mengapa perlu memahami desain grafis masa lalu?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak Ismiaji sebagai pengantar untuk membuka presentasinya sebelum Beliau membahas perjalanan dan menunjukan arsip dari Desain Grafis Indonesia.

Pada sesi pertama, terdapat karya-karya , Tipografi Eksperimental, Studio Utama 3 dan tugas akhir Mahasiswa DG UPH yang terpilih. Pak Ismiaji menekankan bahwa hal-hal yang akan dibahas adalah nilai-niali dan konsep dari karya desain yang telah dirangkai oleh mahasiswa.

“Bagaimana visual menerjemahkan ide, dan menyampaikannya secara menarik dan komunikatif”

Japiong dan The Canine Compendium, karya Jesslyn Kotandi, menjadi dua karya pertama yang dibahas oleh Pak Ismiaji. Untuk karya Jaipong, eksplorasi sangat disarankan karena menurutnya, masih banyak potensi dari konsep yang bisa digali dan dikembangkan untuk mencapai karya desain yang lebih sempurna. Dilanjutkan dengan proyek pribadi yang dirancang Jesslyn, Pak Ismiaji menegaskan bahwa setiap desain harus punya purpose.

Diskusi Bpk. Ismiaji Cahyono, Bu Lala Palupi Santyaputri, dan Jesslyn Kotandi dalam Re+View Session 04.

Sebagai desainer kita harus berani untuk melakukan kesalahan, karena dari situ kita akan belajar lebih lagi. Dari karya Poster karya Tiffany Wong, Pak Ismiaji mengingatkan bahwa riset adalah suatu proses penting dalam merancang suatu karya desain.

Sesi review yang dibawakan sangat interaktif karena perancang karya desain bisa secara langsung berdiskusi lebih dalam dengan Bapak Ismiaji. Beliau memberikan pertanyaan-pertanyaan reflektif dan saran yang membangun bagi para mahasiswa DG UPH yang karyanya terpilih. Menurut Pak Ismiaji, Anak Rimba (Shella Subagia) dan Song of Songs (Felicia Kristella) memiliki potensi besar dan telah tereksekusi dengan sangat baik meskipun kedua karya harus diselesaikan saat masa pandemi.

Diskusi Bpk. Ismiaji Cahyono, Bu Lala Palupi Santyaputri, dan Shella Subagia dalam Re+View Session 04.

Sesi review diakhiri dengan sesi Q&A di mana narasumber menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa dan dosen UPH. Menurut Bapak Ismiaji, sebagai desainer, kita juga harus berani memperkenalkan ‘desain yang baik’ pada klien.

Pada Re+view session yang terakhir, Bapak Ismiaji dapat menyampaikan informasi dengan sangat baik, sehingga peserta acara mendapatkan insight yang sangat bermanfaat kedepannya untuk peserta acara yang hadir dalam sesi ini.


Lihat Re+View Session 4:

Re+view Session 02 with Danis Sie (Sciencewerk)

Pada hari Rabu, 10 Maret 2021, DG UPH melanjutkan sesi Re+view yang kedua, yang kali ini mengundang Danis Sie sebagai founder dari Sciencewerk.

Re+View Session 02 merupakan sesi review kedua, setelah sesi pertama yang dilakukan pada hari Jumat, 5 Maret 2021. Kegiatan kedua kali ini dimoderasi oleh Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. dan juga Ade Maradhona Shantio Wijaya, S.Sn..

Dalam sesi malam ini, terdapat berbagai karya mahasiswa-mahasiswi DG UPH yang sempat dibahas oleh Danis Sie. Karya-karya yang dibahas pun beragam, mulai dari karya Studio Utama 1, karya Studio Utama 2, dan juga karya Studio Utama 3.

Pembahasan Karya-karya Studio Utama 1 DG UPH, yaitu latihan simulasi perancangan “World Wildlife Day”.

Dari enam karya mahasiswa-mahasiswi Studio Utama 1, beberapa hal dibahas oleh Danis Sie terkait eksplorasi dan juga craftsmanship yang dibuat. Namun Danis Sie mengomentari mengenai ‘kejelasan’ dari karya-karya tersebut. “Kalau misalnya saya mendapat brief seperti ini, mungkin solusinya simple-simple saja.” Hal ini digunakan untuk mencapai visual yang strong karena informasi yang disampaikan dapat fokus.

Pembahasan Karya-karya Studio Utama 2 DG UPH, mengenai Simulasi Perancangan International School of Design UPH
Pembahasan Review Karya-karya Studio Utama 3 “Get To Yu” Sebuah Perancangan Visual Identity dan Packaging Design dari Produk Makanan Inovasi

Setelah sesi review, dibuka sesi diskusi antara para mahasiswa-mahasiswi yang karyanya dibahas dan Danis Sie untuk membahas dan menggali lebih lanjut proses review. Salah satu diskusi adalah bersama Kelvin, mahasiswa DG UPH yang merancang “Get To Yu“. Kelvin menanyakan kepada Danis Sie mengenai cara perancangan maskot untuk brand yang efektif. “Kita biasanya kalau membuat maskot, kita membuat universenya terlebih dahulu.” Dengan memperhatikan storyline dan dunia dimana maskot itu berada, maka hal-hal mendetail mengenai maskot tersebut dapat dibangun.

Diskusi antara Kelvin (Mahasiswa DG UPH) dan Danis Sie Mengenai Perancangan Maskot Get To Yu

Setelah sesi review, terdapat sesi Q&A dimana terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa dan juga dosen UPH kepada Danis Sie.

Sesi Re+View Session 02 berlangsung dengan lancar; dimana banyak diskusi-diskusi santai yang informatif bersama Danis Sie. DG UPH percaya bahwa sharing yang disampaikan oleh Danis Sie tidak hanya berguna bagi mahasiswa-mahasiswi yang karyanya dibahas, namun juga orang-orang yang ikut pada kegiatan pada malam hari itu, karena ada banyak hal-hal praktis yang bisa dipelajari dan juga diimplementasikan lebih lagi.

Terima kasih Pak Danis atas sharingnya!


Lihat Re+View Session 02 pada:

Kuliah Umum dengan UNITHREE

Selasa, 9 Maret 2021, kelas Studio Utama 2 kedatangan Calvin Sudihman dan Andrew Lim dari UNITHREE. Calvin sendiri merupakan alumni dari DKV UPH angkatan 2008. Jadi kuliah umum dengan UNITHREE ini sendiri menjadi lebih dari kuliah umum biasanya karena merupakan sesi sharing dari alumni.

Dalam minggu kesembilan perkuliahan, Studio Utama 2 kedatangan tamu dari UNITHREE untuk memberikan kuliah tamu pada kelas. Setelah UTS ini, pembahasan dalam Studio Utama 2 sampai pada pembahasan mengenai comprehensive visual identity system untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki brand architecture. Hal ini tentu menjadi hal yang menantang bagi mahasiswa-mahasiswi yang baru saja mempelajari mengenai perancangan visual identity. Untuk memberikan gambaran lebih konkret mengenai perancangan identitas visual kepada rangkaian brand, UNITHREE menawarkan diri untuk membantu membagikan pengalaman mereka dalam merancang identitas visual untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki berbagai anak perusahaan.

Dalam kuliah tamu yang casual ini, pembahasan study case yang berbalut cerita-cerita membantu membuat perkuliahan terasa santai dan bisa dipahami oleh mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti kuliah tamu di Studio Utama 2.

Dokumentasi Bersama Studio Utama 2 dengan UNITHREE (Image Credit: Jennifer Claudy)

Thank you Calvin & Andrew untuk sharingnya!